Dibalik Fenomena Facebook

Saya mendapatkan artikel ini dari seorang teman di Facebook dan saya posting dengan tujuan untuk sharing bacaan dan bahan renungan bagi diri saya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ketika perpecahan keluarga menjadi tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari.

Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa.

[caption id="attachment_294" align="alignnone" width="150" caption="facebook"]facebook[/caption]

Ketika seorang celebritis dengan bangga menjadikan kehamilannya di luar pernikahan yang sah sebagai ajang sensasi yang ditunggu-tunggu …’siapa calon bapak si jabang bayi?’

Ada khabar yang lebih menghebohkan, lagi-lagi seorang celebrities yang belum resmi berpisah dengan suaminya, tanpa rasa malu berlibur, berjalan bersama pria lain, dan dengan mudahnya mengolok-olok suaminya.

Wuiih……mungkin kita bisa berkata ya wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh sensasi.Kalau perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, aktivitasnya diberitakan dan dinikmati oleh publik.

Wuiiih……ternyata sekarang bukan hanya artis yang bisa seperti itu, sadar atau tidak, ribuan orang sekarang sedang menikmati aktivitasnya apapun diketahui orang, dikomentarin orang bahkan mohon maaf ….’dilecehkan’ orang, dan herannya perasaan yang didapat adalah kesenangan.

Fenomena itu bernama facebook, setiap saat para facebooker meng update statusnya agar bisa dinikmati dan dikomentarin lainnya. Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya menjadi konsumsi internal keluarga, menjadi kebanggaan di statusnya. Lihat saja beberapa status facebook :

Seorang wanita menuliskan “Hujan-hujan malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya…..?”——kemudian puluhan komen bermunculan dari lelaki dan perempuan, bahkan seorang lelaki temannya menuliskan “mau ditemanin? Dijamin puas deh…”

Seorang wanita lainnya menuliskan “ Bangun tidur, badan sakit semua, biasa….habis malam jumat ya begini…:” kemudian komen2 nakal bermunculan…

  • Ada yang menulis,


“ bete nih di rumah terus, mana misua jauh lagi….”,

-kemudian komen2 pelecehan bermunculan.

  • Ada pula yang komen di wall temannya


“ eeeh ini si anu ya …., yang dulu dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh sama si itu….” —-lupa klu si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis.

  • Yang laki-laki tidak kalah hebat menulis statusnya


“habis minum jamu nih…., ada yang mau menerima tantangan ?’

-langsung berpuluh2 komen datang.

  • Ada yang hanya menuliskan, lagi bokek, kagak punya duit…”



  • Ada juga yang nulis “ mau tidur nih, panas banget…bakal tidur pake dalaman lagi nih” .


Dan ribuan status-status yang numpang beken dan pengin ada komen-komen dari lainnya.

Dan itu sadar atau tidak sadar dinikmati oleh indera kita, mata kita, telinga kita, bahkan pikiran kita.

Ada yang lebih kejam dari sekedar status facebook, dan herannya seakan hilang rasa empati dan sensitifitas dari tiap diri terhadap hal-hal yang semestinya di tutup dan tidak perlu di tampilkan.

Seorang wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru sj di upload di albumnya, foto-foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos dan celana pendek…..padahal sebagian besar yg didalam foto tersebut sudah berjilbab

Ada pula seorang pria meng upload foto seorang wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat seronok padahal kini sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang.

Ada seorang karyawati mengupload foto temannya yang sekarang sudah berubah dari kehidupan jahiliyah menjadi kehidupan islami, foto saat dulu jahiliyah bersama teman2 prianya bergandengan dengan ceria….

Rasanya hilang apa yang diajarkan seseorang yang sangat dicintai Allah…., yaitu Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Rasulullah kepada umatnya. Seseorang yang sangat menjaga kemuliaan dirinya dan keluarganya. Ingatkah ketika Rasulullah bertanya pada Aisyah Radiyallahu Anha

“ Wahai Aisyah apa yang dapat saya makan pagi ini?” maka Istri tercinta, sang humairah, sang pipi merah Aisyah menjawab “ Rasul, kekasih hatiku, sesungguhnya tidak ada yang dapat kita makan pagi ini”. Rasul dengan senyum teduhnya berkata “baiklah Aisyah, aku berpuasa hari ini”. Tidak perlu orang tahu bahwa tidak ada makanan di rumah rasulullah….

Ingatlah Abdurahman bin Auf Radiyallahu Anhu mengikuti Rasulullah berhijrah dari mekah ke madinah, ketika saudaranya menawarkannya sebagian hartanya, dan sebagian rumahnya, maka abdurahman bin auf mengatakan, tunjukan saja saya pasar. Kekurangannya tidak membuat beliau kehilangan kemuliaan hidupnya. Bahwasanya kehormatan menjadi salah satu indikator keimanan seseorang, sebagaimana Rasulullah, bersabda,

“Malu itu sebahagian dari iman”. (Bukhari dan Muslim).

Dan fenomena di atas menjadi Tanda Besar buat kita umat Islam, hegemoni ‘kesenangan semu’ dan dibungkus dengan ‘persahabatan fatamorgana’ ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan status dalam facebook yang melindas semua tata krama tentang Malu, tentang menjaga Kehormatan Diri dan keluarga.

Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menegaskan dengan sindiran keras kepada kita

“Apabila kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang kamu mau.” (Bukhari).

Arogansi kesenangan semakin menjadi-jadi dengan tanpa merasa bersalah mengungkit kembali aib-aib masa lalu melalui foto-foto yang tidak bermartabat yang semestinya dibuang saja atau disimpan rapat.

Bagi mereka para wanita yang menemukan jati dirinya, dibukakan cahayanya oleh Allah sehingga saat di masa lalu jauh dari Allah kemudian ter inqilabiyah – tershibghoh, tercelup dan terwarnai cahaya ilahiyah, hatinya teriris melihat masa lalunya dibuka dengan penuh senyuman, oleh orang yang mengaku sebagai teman, sebagai sahabat.

Maka jagalah kehormatan diri, jangan tampakkan lagi aib-aib masa lalu, mudah-mudahan Allah menjaga aib-aib kita.

Maka jagalah kehormatan diri kita, simpan rapat keluh kesah kita, simpan rapat aib-aib diri, jangan bebaskan ‘kesenangan’, ‘gurauan’ membuat Iffah kita luntur tak berbekas.

catatan

***”Iffah (bisa berarti martabat/kehormatan) adalah bahasa yang lebih akrab untuk menyatakan upaya penjagaan diri ini. Iffah sendiri memiliki makna usaha memelihara dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak halal, makruh dan tercela.”

SumberFTJAI
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori facebook / Fenomena Facebook / Intermezo / social network dengan judul Dibalik Fenomena Facebook. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://interme-zo.blogspot.com/2009/10/dibalik-fenomena-facebook.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: lost in space - 10.20.2009

23 komentar untuk "Dibalik Fenomena Facebook"

  1. Ya Allah jauhkanlah kami dari keburukan yang kami ketahui dan lindungilah kami dari keburukan yang tidak kami ketahui.

    BalasHapus
  2. yah...inilah akibat jaman globalisasi, susah untuk membendungnya, hanya iman yg bisa menyadarkan, saya jg gak sering terseret ke arus deras jg hehehheh...

    BalasHapus
  3. Artikel yang sangat bagus untuk pelajaran kita semua

    BalasHapus
  4. terpulang dari sipemakainya. ngak bisa disalahkan FB. Fb cuma alat untuk berinteraksi tapi telah disalah pergunakan hingga perkara yang aib juga ditonjolkan.

    BalasHapus
  5. untuk hal ini saya setuju dengan @seri, semua kembali ke pemakainya... ini cuma untuk renungan dan mengingatkan saja... ma kasih :)

    BalasHapus
  6. HADIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIRRRRRRRRRRRRRR..
    Menyapa sahabatku chayank..
    MAAF..
    Baru jalan jalan dan keliling lagi.. pokoknya saya ngabsen dulu yaaaa.. masih banyak tugas keliling maklum habis istirahat tugas banyak yaaaa.. harap di persorry..

    salam sayang

    BalasHapus
  7. Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
    ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
    I Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllll

    BalasHapus
  8. menurut saya kembali dari pemakainya,,,ia berniat memakainya untuk apa?????
    saya kurang begitu suka sich saja jejaring2 ky gtu coz gak da manfaatnya paling juga cari teman ya gak???

    BalasHapus
  9. salam sobat
    trims ya sharingnya..
    bisa untuk bahan renungan saya juga nich,,,
    semoga blogspot ngga,,,

    BalasHapus
  10. dunia gila, orang2 nya juga udah gila....

    BalasHapus
  11. tergantung niat aja kali yaa..bagaimana kita menggunakan fasilitas tersebut. bagus sekali nich sebagai pelajaran bagi kita2.

    BalasHapus
  12. Itulah sisi negativenya FB...
    Trims infonya neh, buat renungan

    BalasHapus
  13. syukur aku udah 4 bln tidak menggunakan fb lagi, males, buang2 waktu, lebih baik memelihara blog share dgn sobat, saling kunjung mengunjungi dan silaturahmi. kalu di fb, punya teman 1000 org paling yg bisa share 2-3 org...

    BalasHapus
  14. thanks yah atas sharingnya memang facebook terkadang orang bisa lupa akan hal yang diucapkan atau memang sengaja untuk memancing sesuatu yang tidak wajar untuk diungkapkan ah mantap deh posna friend

    BalasHapus
  15. secara sadar atau tidak, kita yang meng UPDATE status di FB telah menelanjangi diri kita sendiri, menelanjangi kegiatan kita dan menelanjangi apa yg sbetulnya tidak perlu diketahui orang...

    sebuah ruang tamu yang bersekat tembok telah membatasi ruang itu dengan kamar tidur agar seseorang diruang tamu tak melihat apa yang kita lakukan di kamar tidur..begitulah, seharusnya kita bisa mem beri batasan jelas mana yg harus di ungkapkan ke khalayak ramai dan mana zona privacy..

    saya memiliki FB, namun sangat berjaga jaga untuk update status yang gak jelas spt yg ada diatas...saya gunakan sebagaimana mestinya, menjalin komunikasi dengan sahabat

    BalasHapus
  16. ya tergantung orangnya sih, semua sarana pergaulan di dunia ini bisa jadi negative kalau kita tidak bisa memilih, baik memilih teman, memilih hasrta yg baik dll

    BalasHapus
  17. InsyaAllah kita ambil yg baik-baik, buang yg tidak bermanfaat,.... bisa di hide-kan....

    BalasHapus
  18. Fesbuk'ers Indonesia30 Oktober 2009 pukul 15.34

    Tempat ngumpul semua pengguna Facebook dari Indonesia, forum bebas membicarakan tentang hal apapun.

    Ada di page http://www.facebook.com/pages/Fesbuk-Indonesia/193760635305

    Mohon di-suggest ke teman yg lain juga ya ^_^

    BalasHapus